Gn.Lawu 3265 mdpl via cemoro sewu
Rombongan kami ada 9 orang. Perjalanan dari jogja menuju magetan sekitar 4-5 jam dengan menggunakan kendaraan pribadi. Sekitar pukul 6 sore kami berangkat dengan rute jogja - klaten - solo - karanganyar - magetan . Perjalanan cukup melelahkan ketika kami harus membawa tas kerir besar dan berboncengan dengan sepeda motor. Pukul 11. 45 malam kami sampai di basecamp pendakian gunung lawu di cemoro sewu magetan.
Terdapat 3 jalur yang sering dilewati para pendaki untuk menuju puncak gunung lawu. Jalur cemorosewu, jalur cemoro kandang dan jalur candi cetho. Jalur cemoro sewu merupakan jalur yang membutuhkan waktu tempuh terpendek dibanding jalur yang lainnya sekitar 7-8 jam. Namun track di jalur cemoro sewu ini lebih menanjak dibanding dengan cemoro kandang. Jalur candi cetho jarang digunakan para pendaki pemula. Jalur candi cetho lebih sering digunakan oleh para pendaki spiritual karena konon jalur ini merupakan gerbang utama menuju puncak lawu sekaligus jalur terangker.
Tentu saja dari ketiga jalur tersebut kami memilih lewat cemoro sewu hehe :D
Selesai mempersiapkan perbekalan dan membayar uang restribusi. Kami berdoa agar diberi keselamatan dan kemudahan untuk menuju puncak dan pulang dengan keadaan selamat. Tepat pukul 12 malam kami memulai perjalanan dari basecamp cemoro sewu. Perjalanan saat malam hari akan terasa lebih cepat karena fokus kepada jalan , mau lihat pemandangan toh juga percuma orang gelap gelapan :D.
Awal pendakian jalan
masih lebar dan agak datar, setelah memasuki pos 1 barulah tanjakan demi
tanjakan menantang di depan kita. Jalanpun juga semakin menyempit.
Pepohonan di sekitar pos 1 hingga pos 3 masih sama yaitu pinus dengan di
selingi pohon perdu
Sumber: http://www.catatanhariankeong.com/2013/03/jalur-pendakian-gunung-lawu.html
Twitter: @KeongTraveler, Instagram: @KeongTraveler, FansPage: Catatan Harian Keong
Sumber: http://www.catatanhariankeong.com/2013/03/jalur-pendakian-gunung-lawu.html
Twitter: @KeongTraveler, Instagram: @KeongTraveler, FansPage: Catatan Harian Keong
Awal pendakian jalur masih agak lebar dan datar. jalur pendakian cemoro sewu sudah ditata dengan bebatuan oleh warga untuk memudahkan akses para pendaki maupun peziarah , ada yang dibuat tangga - tangga lengkap dengan peganganya. Dinamakan cemoro sewu karena jalur ini ditumbuhi hutan cemara yang lebat dan indah.
saya agak lupa ada berapa pos di gunung lawu via cemoro sewu sebab malam sudah terlalu malam kala itu. Menurut netizen ada 5 pos, track dari pos 1 dan pos 3 dipenuhui oleh pohon perdu dan pinus serta tak sedikit warga yang membuka lahan untuk ditanami wortel maupun sayuran yang lain. Setelah pos 3 track akan lebih menanjak sampai ke pos 5. Gak usah heran ketika kalian diikuti oleh burung berwarna hitam. konon burung tersebut merupakan para penunggu gunung lawu yang akan menunjukan jalan sampai puncak. Dan kami pun merasakan sensainya diikuti oleh kawanan burung berwarna gelap tersebut.
Kami mendirikan tenda di sekitaran pos 3 untuk beristirahat dan mengisi perut kira-kira pukul 4 pagi. Setelah itu kami lanjutkan perjalanan menuju puncak. Hanya 5 orang saja yang melanjutkan perjalanan selebihnya menunggu ditenda. Karena banyak dari kita belum berpengalaman mendaki sehingga tidak memaksakan untuk ikut melanjutkan perjalanan. Saya termasuk yang ikut naik.
Memang dari pos 3 menuju pos 5 jalurnya sangat menanjak dan banyak tangga - tangga yang menurut saya justru malah semakin membuat pegal kaki. Di pos 4 kita bisa melihat danau sarangan yang indah. Daerah disekitar pos 5 sering disebut cokro suryo dan cokro sengrenge yaitu hamparan rumput yang luas seperti alun-alun. Jalur sudah tidak terlalu ngetrek, kemudian kita memasuki daerah sumur jolotundo , sumur yang berbentuk goa vertikal dan ada mata air di dalamnya. Selang beberapa meter dari kawasan sumur jolotundo kita memasuki kawasan sendang derajat. Disini sudah dibangun beberapa toliet umum dan terdapat beberapa warung.
Selanjutnya kita berjalan melingkar untuk sampai puncak hargo dalem. Dan pembuktian kami pun terkait adanya warung di gunung lawu ternyata benar dan warung mbok yem yang terkenal itu benar benar ada. Mbok yem dulunya hanya 4 kali setahun turun gunung lawu untuk menyetok dagangnya. Tapi kini yang melakukan kegiatan tersebut adalah anaknya.
Saya dan satu orang teman tidak ikut ke puncak tertinggi gunung lawu yakni hargo dumilah . Padahal waktu tempuh dari hargo dalem menuju hargo dumilah sekitar 30 menit saja. Kami sampai hargo dalem sekitar pukul 8 pagi. Saya dan seorang teman saya memutuskan untuk beristirahat diselasar warung mbok yem. Hanya tiga orang dari rombongan kami yang sampai ke puncak. Selanjutnya setelah puas menikmati pesona lawu dan beristirahat di warung mbok yem kami pun turun menuju pos 3. Bertemu rombongan kami kembali dan mengemasi barang-barang untuk segera turun karena cuaca di gunung lawu sudah mulai mendung kala itu.
Estimasi biaya jika berpergian ke gunung lawu sekitar 150/orang.
jika berangkat dari jogja rutenya : jogja - klaten - solo - karanganyar/tawangmangu - magetan.
referensi : http://arraziibrahim.com
http://www.catatanhariankeong.com
http://www.sobatpetualang.com
saya agak lupa ada berapa pos di gunung lawu via cemoro sewu sebab malam sudah terlalu malam kala itu. Menurut netizen ada 5 pos, track dari pos 1 dan pos 3 dipenuhui oleh pohon perdu dan pinus serta tak sedikit warga yang membuka lahan untuk ditanami wortel maupun sayuran yang lain. Setelah pos 3 track akan lebih menanjak sampai ke pos 5. Gak usah heran ketika kalian diikuti oleh burung berwarna hitam. konon burung tersebut merupakan para penunggu gunung lawu yang akan menunjukan jalan sampai puncak. Dan kami pun merasakan sensainya diikuti oleh kawanan burung berwarna gelap tersebut.
Kami mendirikan tenda di sekitaran pos 3 untuk beristirahat dan mengisi perut kira-kira pukul 4 pagi. Setelah itu kami lanjutkan perjalanan menuju puncak. Hanya 5 orang saja yang melanjutkan perjalanan selebihnya menunggu ditenda. Karena banyak dari kita belum berpengalaman mendaki sehingga tidak memaksakan untuk ikut melanjutkan perjalanan. Saya termasuk yang ikut naik.
Memang dari pos 3 menuju pos 5 jalurnya sangat menanjak dan banyak tangga - tangga yang menurut saya justru malah semakin membuat pegal kaki. Di pos 4 kita bisa melihat danau sarangan yang indah. Daerah disekitar pos 5 sering disebut cokro suryo dan cokro sengrenge yaitu hamparan rumput yang luas seperti alun-alun. Jalur sudah tidak terlalu ngetrek, kemudian kita memasuki daerah sumur jolotundo , sumur yang berbentuk goa vertikal dan ada mata air di dalamnya. Selang beberapa meter dari kawasan sumur jolotundo kita memasuki kawasan sendang derajat. Disini sudah dibangun beberapa toliet umum dan terdapat beberapa warung.
 |
| jalan tangga berbatu |
Saya dan satu orang teman tidak ikut ke puncak tertinggi gunung lawu yakni hargo dumilah . Padahal waktu tempuh dari hargo dalem menuju hargo dumilah sekitar 30 menit saja. Kami sampai hargo dalem sekitar pukul 8 pagi. Saya dan seorang teman saya memutuskan untuk beristirahat diselasar warung mbok yem. Hanya tiga orang dari rombongan kami yang sampai ke puncak. Selanjutnya setelah puas menikmati pesona lawu dan beristirahat di warung mbok yem kami pun turun menuju pos 3. Bertemu rombongan kami kembali dan mengemasi barang-barang untuk segera turun karena cuaca di gunung lawu sudah mulai mendung kala itu.
 |
| Warung - warung di hargo dalem |
 |
| Puncak triangulasi gunung lawu ( hargo dumilah ) |
Estimasi biaya jika berpergian ke gunung lawu sekitar 150/orang.
jika berangkat dari jogja rutenya : jogja - klaten - solo - karanganyar/tawangmangu - magetan.
referensi : http://arraziibrahim.com
http://www.catatanhariankeong.com
http://www.sobatpetualang.com
Komentar
Posting Komentar