Eat, Sleep, Hike Gn. Merbabu 3142 mdpl



Ini adalah pengalaman saya pertama kali soal mendaki . singkat cerita ketika libur semester saya merasa gabut tidak ada kegiatan, dirumah hanya sebatas makan dan tidur saja. Tiba - tiba entah kenapa Tuhan menurunkan keasyikanya lewat teman saya yang mengajak untuk menikmati alam indonesia, ya itu mendaki Gunung Merbabu. Tanpa pikir panjang saya langsung accept ajakan nya walaupun saya sadar mendaki gunung itu bukan lah hal yang mudah, banyak pelajaran disana ketika seseorang dihadapkan dengan tantangan untuk melawan ego nya, tantangan untuk menikmati alam dan menghormatinya dengan bijak serta rasa syukur yang harus selalu dipegang teguh oleh sang pendaki tersebut. 

Agustus 2014, perjalanan kami mulai dengan beranggotakan 9 orang, Dari jogja kami menuju boyolali untuk singgah dulu di tempat saudara salah satu anggota perjalanan kami ini, dan menginap satu hari.

Pagi harinya, setelah berpamitan dengan empunya rumah, kami pun bergegas untuk menuju basecamp gunung merbabu di selo boyolali. Ya, kami mendaki gunung merbabu lewat jalur selo, jalur ini sangatlah recomended untuk pemula seperti saya ini. Jalurnya lebih landai dibanding jalur yang lain.

Gunung merbabu mempunyai ketinggian 3142 Meter Diatas Permukaan Laut, bersebelahan dengan Gunung Merapi. Gunung merbabu memiliki dua puncak disana, yakni puncak kentheng songo dan puncak syarif. Walaupun dikenal dengan gunung yang tidur namun merbabu memiliki 5 kawah , yaitu  Condrodimuko, Kombang, Kendang, Rebab, dan Sambernyowo.

Sesampainya di basecamp selo kami istirahat sejenak sembari menunggu hujan reda. Tarif untuk satu orang yang mau mendaki gunung merbabu sekitar sepuluhribu rupiah. Mendaki gunung merbabu lewat jalur selo boyolali ini membutuhkan waktu 8 jam untuk sampai di puncaknya. Pendakian kami mulai sehabis hujan reda yaitu pukul 12.00 siang. Setelah bersiap melengkapi perbekalan dan berdoa, kami pun langsung gass mendaki gunung merbabu yang terkenal indah pemandanganya.

Dari basecamp menuju pos I waktu tempuhnya sekitar 2,5 jam perjalanan. Track nya agak landai, disini pendaki akan melewati area perkemahan yang luas kemudian mulai memasuki hutan yang ditumbuhi banyak pohon pinus. Yang saya rasakan kala itu adalah perasaan bahagia karena ini pengalaman saya mendaki pertama kali.

Untuk pos I ke pos II ( tikungan macan ) waktu tempuhnya sekitar 30 menit, view disini lebih luas , kita bakal disuguhi bukit - bukit dan gambaran tanjakan yang cukup ekstrem.


Kemudian dari pos II menuju pos III berjarak sekitar 2 jam waktu perjalanan, Jalan yang dilalui sudah banyak tanjakan yang membutuhkan tenaga ekstra untuk melaluinya. Dan membuat salah satu teman pendakian ini mengalami kram di kaki sehingga mengharuskan kami untuk istirahat cukup lama sembari menunggu kakinya sembuh.

Ketika di gunung dari yang awalnya gak kenal kamu bisa merasakan sensasi kekeluargaan yang kental, saling menyapa sesama pendaki, bercengkrama dan bertukar cerita, berbagi makanan, tolong menolong gitu lah. wiih ini salah satu alasan kenapa saya selalu ingin terus mendaki.

Lanjut, sesampainya pos III tepat sehabis adzan maghrib, di pos III ini adalah spot yang cocok untuk mendirikan tenda. lahan nya luas tapi sayangnya gak ada pohon jadi siap siap dapet dinginya angin gunung yang kenceng. Begitulah yang saya rasakan ketika berada disana. Kopi , nasi hangat , mie , hawa dingin, nyanyian dan senandung cerita beehh lengkap sudah kebahagaian hidup ini disaat malam menjelang. Kami memutuskan untuk beristirahat setelah itu dan berpikir untuk melanjutkan perjalanan ke puncak setelah pagi hari. 

Pagi pun datang berbarengan dengan serangan perut yang mendera. Kali pertama dalam hidupku buang hajat di atas gunung dan rasanya semriwing gimana gitu . Ceboknya cuman pake air seadanya dan tisu basah hloo. Etika ketika kita mau buang hajat, carilah tempat yang sepi yang jauh dari keramaian biar gak menimbulkan bau, dibalik semak semak kalo bisa, gali tanah untuk menaruh hajat kita, kemudian timbun lagi setelah itu cebok deh pake air sama tisu basah, lega :D .

Sedikit Intermeso saja tadi hehe. 

Pagi harinya POS III oke sekali kita dihadapkan dengan gagahnya gunung merapi, pemandangan bunga edelweis , dan dedek-dedek cantik ttsaahh sungguh lengkap anugerahmu Tuhan. Yap , setelah mempersiapkan bekal untuk summit ke puncak kami berdoa dan mulai berjalan naik menuju SABANA I. Kita sengaja meninggalkan barang bawaan di dalam tenda kami hanya membawa tas kecil dan beberapa makanan serta minuman didalamnya supaya gak berat aja ketika harus summit ke atas. harus sedikit tertatih karena bukit sebelum sampai ke sabana I memiliki kemiringaan yang cukup miring sih. susah lah pokoknya. Tapi ketika sudah sampai sabana I lelah itu hilang melihat hamparan padang rumput yang menghijau didepan mata. Ah merbabu kau begitu eksotis.


Setelah sabana I kita akan menuju SABANA II dengan berjalan melewati bukit lagi. Bukit sebelum sabana II tidak separah sebelum ke sabana I jadi let it flow saja. Sabana II gak kalah keren pokoknya indah sekali , ditambah pepohonan yang menghiasinya. Di sabana I dan II kita boleh mendirikan tenda karena tempatnya yang landai. Kami berhenti sebentar disini untuk mengabadikan momen beserta keindahan gunung ini. 

bukit yang harus dilewati sebelum sabana I

Sebelum sampai puncak tujuan kami yakni puncak kentheng songo, kita diharuskan melewati dua tanjakan panjang lagi dan melewati SABANA III. Jalan terjal kami lalui dengan hati - hati sebab kami melihat ada orang yang turun dari puncak sambil berlari kemudian jatuh berguling-guling, kan akibat dari gak hati - hati, udah tau turunan terjal masih sempet-sempetnya untuk lari , biar apa ? biar cepet sampai bawah ?, hah, cepet ke rumah sakit iyaa. Tapi etika pendaki ketika ada orang yang kesusahan kemudian kami tolong , dan Alhamdulillah dia sehat dan selamat.

Yap sekitar 3 jam kami berjalan dari pos III akhirnya berkat kuasa Tuhan kami pun sampai di puncak kentheng songo. Awakwrdd rasanya , seorang pendaki pemula seperti saya berhasil mengalahkan ego diri sendiri dan berhasil sampai puncak gunung merbabu. Di ketinggian 3142 mdpl ini saya berucap syukur yang sebanyak banyaknya kepada ALLAH karena telah menciptakan pesona alam yang sungguh luar biasa.

Kami tidak bisa berlama - lama di puncak , setelah mengambil gambar kami pun memutuskan untuk segera turun karena hujan dan petir di puncak saloing bersautan. Menuruni gunung adalah perjuangan yang baru juga bagi saya, diiringi hujan jalan pun menjadi licin dan berhasil membuat saya terpeleset lumayan jauh ke bawah. Jadi untuk mendaki sebuah gunung diperlukan bekal fisik dan mental yang harus kuat. Jangan sampai kebanyakan mengeluh karena mendaki gunung ibarat pelajaran hidup yang harus kita tempuh untuk menjadi sukses.

Sekian celoteh ini, singkatnya saya bahagia mempunyai pengalaman ini. Dan dari sini lah saya ketagihan untuk terus mendaki, menilik setiap alam gunung Indonesia dan bersua dengan sesama pendaki maupun menghormati budaya warga sekitar. 

Ketika bercerita tentang pendakian tak cukup hanya saat mendaki karena saat turun pun ada cerita lain didalamnya. Waktu tempuh untuk menuruni gunung merbabu yaitu setengah dari waktu untuk mendaki sekitar 4 jam menuju basecamp.

Pelajaran yang saya dapat saat mendaki yang merupakan kode etik pecinta alam
  1. Take nothing but pictusre (jangan mengambil apapun kecuali gambar).
  2. Leave nothing but foot print (jangan meninggalkan apapun kecuali tapak kaki atau jejak).
  3. Kill nothing but time (jangan membunuh apapun kecuali waktu)

Estimasi biaya petualangan gunung merbabu kira kira per orang sekitar  150 ribu dengan asumsi, untuk iuran tenda, iuran bensin, iuran logistik, dan iuran tarif pendakian, sisanya untuk jajan.

Rute perjalanan dari Jogja : Yogya - Klaten - Solo - Boyolali - Selo


puncak kentheng songo dikala mendung



referensi : http://www.catatanhariankeong.com
                 http://infopendaki.com
                 http://www.merbabu.com
                 http://alamendah.org















Komentar

Postingan Populer